BATAM – Sejumlah Organisasi Mahasiswa dan Pemuda di Kota Batam menyayangkan sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang membatalkan debat Pemilihan Walikota (PILWAKO) Batam.
Mereka terdiri dari Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Batam, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Batam, Ketua Himpunana Mahasiswa Indonesia Timur (HIMIT) Batam dan Pemerhati Demokrasi Kota Batam.
Pihaknya mengaku kecewa atas sikap KPU mengenai didebat yang terpaksa dibatalkan karena hal teknis, sebagaimana yang diungkapkan oleh KPU Kota Batam pada Jumat, 15 November 2024 kemarin. Pihaknya menilai, debat putaran kedua ini seharusnya tetap dijalankan.
“Kami dari PMKRI sngat menyayangkan debat kedua ini. Masyarakat sangat menanti informasi. Tapi hanya karena alasan teknis yang tidak mampu dimaksimalkan oleh pihak penyelenggara yaitu KPU Batam. Menurut kami, debat itu harusnya tetap dijalankan. Karena masyarakat juga ingin tahu lebih jauh terkait apa yang mau dibangun lima tahun kedepan. Kawan-kawan Cipayung akan mendatangi penyelenggara, dalam hal ini KPU Batam,” ucap Ketua PMKRI Cabang Batam, Simeon Senang.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua HMI Batam, David Nasution pun mengatakan hal yang sama. Pihaknya juga menilai KPU tidak tegas dalam melaksanakan debat putaran kedua tersebut.
“Kami dari HMI juga memandang ini sangat disayngkan. Karena debat kedua ini sangat diharapkan oleh masyarakat. Kami mempertanyakan kenapa ini tidak jadi? Karena anggarannya bukan kecil, tapi ini besar. Kami melihat KPU kurang maksimal bahkan bisa dikatakan tidak mampu menyukseskan bahkan tidak tegas. KPU harus menjelaskan ini. Kalau memang nggak mampu menjelaskn secara detail, maka kami minta KPU untuk mundur saja kalau memang tak sanggup,” kata David.
Hal senada disampaikan oleh Jhon Making selaku Pemerhati Demokrasi di Kota Batam. Kata dia, pihaknya melakukan aksi deklarasi dan seribu lilin sebagai bentuk pengawalan terhadap pilkada serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024 mendatang.
“Kami mempertanyakan agenda debat kedua. Kami berkomitmen, dalam waktu dekat ini akan melakukan gerakan demonstrasi seperti aksi deklarasi mengawal Pilkada serentak ini dan juga aksi 1000 lilin. Kita patut mempertanyakan netralitaas penyelenggara pemilu. Kami Pemuda dan Mahasiswa akan mengawal seluruh proses sampai pada hari H pemilihan nanti,” ucap Making.
Tak hanya dia, nampaknya kebijakan KPU Batam untuk tidak melanjutkan debat putaran kedua ini juga turut disentil oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Indonesia Timur (HIMIT) Kota Batam, Andreas Senang.
“Sebelumnya sempat diisukan debat kedua tak jadi diselenggarakan. Kami menduga, KPU Batam sudah diintervensi oleh berbagai pihak yang mempunyai kepentingan. Hari ini kita lihat, uang negara yang diambil dari pajak rakyat seakan-akan dibuat semacam organisasi-organisasi yang receh-recehan. Oleh karena itu, kami dari Cipayung mendesak Ketua KPU segera undurkan diri. Dan kami akan melakukan aksi besar-besaran. Kami berharap Ketua KPU jalankan tugas ini dengan baik. Jangan sampai diintervensi oleh pihak yang punya kepentingan,” pungkasnya.